SERIBU MASJID SATU JUMLAHNYA - CAK NUN [ Profil Emha Ainun Nadjib ]

SERIBU MASJID SATU JUMLAHNYA
Oleh :
Emha Ainun Najib


Satu
Masjid itu dua macamnya
Satu ruh, lainnya badan
Satu di atas tanah berdiri
Lainnya bersemayam di hati

Tak boleh hilang salah satunyaa
Kalau ruh ditindas, masjid hanya batu
Kalau badan tak didirikan, masjid hanya hantu
Masing-masing kepada Tuhan tak bisa bertamu

Dua
Masjid selalu dua macamnya
Satu terbuat dari bata dan logam
Lainnya tak terperi
Karena sejati

Tiga
Masjid batu bata
Berdiri di mana-mana
Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya
Timbul tenggelam antara ada dan tiada

Mungkin di hati kita
Di dalam jiwa, di pusat sukma
Membisikkannama Allah ta'ala
Kita diajari mengenali-Nya

Di dalam masjid batu bata
Kita melangkah, kemudian bersujud
Perlahan-lahan memasuki masjid sunyi jiwa
Beriktikaf, di jagat tanpa bentuk tanpa warna

Empat
Sangat mahal biaya masjid badan
Padahal temboknya berlumut karena hujan
Adapun masjid ruh kita beli dengan ketakjuban
Tak bisa lapuk karena asma-Nya kita zikirkan

Masjid badan gmpang binasa
Matahari mengelupas warnanya
Ketika datang badai, beterbangan gentingnya
Oleh gempa ambruk dindingnya
Masjid ruh mengabadi
Pisau tak sanggup menikamnya
Senapan tak bisa membidiknya
Politik tak mampu memenjarakannya

Lima
Masjid ruh kita baw ke mana-mana
Ke sekolah, kantor, pasar dan tamasya
Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota
Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya

Sebab tangan pencuri amatlah pendeknya
Sedang masjid ruh di dada adalah cakrawala
Cengkeraman tangan para penguasa betapa kerdilnya
Sebab majid ruh adalah semesta raya

Jika kita berumah di masjid ruh
Tak kuasa para musuh melihat kita
Jika kita terjun memasuki genggaman-Nya
Mereka menembak hanya bayangan kita

Enam
Masjid itu dua macamnya
Masjid badan berdiri kaku
Tak bisa digenggam
Tak mungkin kita bawa masuk kuburan

Adapun justru masjid ruh yang mengangkat kita
Melampaui ujung waktu nun di sana
Terbang melintasi seribu alam seribu semesta
Hinggap di keharibaan cinta-Nya

Tujuh
Masjid itu dua macamnya
Orang yang hanya punya masjid pertama
Segera mati sebelum membusuk dagingnya
Karena kiblatnya hanya batu berhala

Tetapi mereka yang sombong dengan masjid kedua
Berkeliaran sebagai ruh gentayangan
Tidak memiliki tanah pijakan
Sehingga kakinya gagal berjalan

Maka hanya bagi orang yang waspada
Dua masjid menjadi satu jumlahnya
Syariat dan hakikat
Menyatu dalam tarikat ke makrifat

Delapan
Bahkan seribu masjid, sjuta masjid
Niscaya hanya satu belaka jumlahnya
Sebab tujuh samudera gerakan sejarah
Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah

Sesekali kita pertengkarkan soal bid'ah
Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah
Itu sekedar pertengkaran suami istri
Untuk memperoleh kemesraan kembali

Para pemimpin saling bercuriga
Kelompok satu mengafirkan lainnya
Itu namanya belajar mendewasakan khilafah
Sambil menggali penemuan model imamah

Sembilan
Seribu masjid dibangun
Seribu lainnya didirikan
Pesan Allah dijunjung di ubun-ubun
Tagihan masa depan kita cicilkan

Seribu orang mendirikan satu masjid badan
Ketika peradaban menyerah kepada kebuntuan
Hadir engkau semua menyodorkan kawruh

Seribu masjid tumbuh dalam sejarah
Bergetar menyatu sejumlah Allah
Digenggamnya dunia tidak dengan kekuasaan
Melainkan dengan hikmah kepemimpinan

Allah itu mustahil kalah
Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah
Kepada berjuta Abu Jahl yang menghadang langkah
Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya 'Alal Falah!



1987

Profil Emha Ainun Nadjib [ Cak Nun ] :

Nama:
EMHA AINUN NAJIB
Lahir:
Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953
Agama:
Islam
Isteri:
Novia Kolopaking

Pendidikan:
- SD, Jombang (1965)
- SMP Muhammadiyah, Yogyakarta (1968)
- SMA Muhammadiyah, Yogyakarta (1971)
- Pondok Pesantren Modern Gontor
- FE di Fakultas Filsafat UGM (tidak tamat)

Karir:
- Pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Yogyakarta (1970)
- Wartawan/Redaktur di harian Masa Kini, Yogyakarta (1973-1976)
- Pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta)
- Pemimpin Grup musik Kyai Kanjeng
- Penulis puisi dan kolumnis di beberapa media

Karya Seni Teater:
• Geger Wong Ngoyak Macan (1989, tentang pemerintahan 'Raja' Soeharto),
• Patung Kekasih (1989, tentang pengkultusan),
• Keajaiban Lik Par (1980, tentang eksploitasi rakyat oleh berbagai institusi modern),
• Mas Dukun (1982, tentang gagalnya lembaga kepemimpinan modern).
• Santri-Santri Khidhir (1990, bersama Teater Salahudin di lapangan Gontor dengan seluruh santri menjadi pemain, serta 35.000 penonton di alun-alun madiun),
• Lautan Jilbab (1990, dipentaskan secara massal di Yogya, Surabaya dan Makassar),
• Kiai Sableng dan Baginda Faruq (1993).
• Perahu Retak (1992).

Buku Puisi:
• “M” Frustasi (1976),
• Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978),
• Sajak-Sajak Cinta (1978),
• Nyanyian Gelandangan (1982),
• 99 Untuk Tuhanku (1983),
• Suluk Pesisiran (1989),
• Lautan Jilbab (1989),
• Seribu Masjid Satu Jumlahnya ( 1990),
• Cahaya Maha Cahaya (1991),
• Sesobek Buku Harian Indonesia (1993),
• Abacadabra (1994),
• Syair Amaul Husna (1994)

Buku Essai:
• Dari Pojok Sejarah (1985),
• Sastra Yang Membebaskan (1985)
• Secangkir Kopi Jon Pakir (1990),
• Markesot Bertutur (1993),
• Markesot Bertutur Lagi (1994),
• Opini Plesetan (1996),
• Gerakan Punakawan (1994),
• Surat Kepada Kanjeng Nabi (1996),
• Indonesia Bagian Penting dari Desa Saya (1994),
• Slilit Sang Kiai (1991),
• Sudrun Gugat (1994),
• Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (1995),
• Bola- Bola Kultural (1996),
• Budaya Tanding (1995),
• Titik Nadir Demokrasi (1995),
• Tuhanpun Berpuasa (1996),
• Demokrasi Tolol Versi Saridin (1997)
• Kita Pilih Barokah atau Azab Allah (1997)
• Iblis Nusantara Dajjal Dunia (1997),
• 2,5 Jam Bersama Soeharto (1998),
• Mati Ketawa Cara Refotnasi (1998)
• Kiai Kocar Kacir (1998)
• Ziarah Pemilu, Ziarah Politik, Ziarah Kebangsaan (1998)
• Keranjang Sampah (1998) Ikrar Husnul Khatimah (1999)
• Jogja Indonesia Pulang Pergi (2000),
• Ibu Tamparlah Mulut Anakmu (2000),
• Menelusuri Titik Keimanan (2001),
• Hikmah Puasa 1 & 2 (2001),
• Segitiga Cinta (2001),
• “Kitab Ketentraman” (2001),
• “Trilogi Kumpulan Puisi” (2001),
• “Tahajjud Cinta” (2003),
• “Ensiklopedia Pemikiran Cak Nun” (2003),
• Folklore Madura (2005),
• Puasa ya Puasa (2005),
• Kerajaan Indonesia (2006, kumpulan wawancara),
• Kafir Liberal (2006)
• Jalan Sunyi EMHA (Ian L. Betts, Juni 2006)


Emha Ainun Nadjib
Kyai Kanjeng Sang Pelayan

Budayawan Emha Ainun Nadjib, kelahiran Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953, ini seorang pelayan. Suami Novia Kolopaking dan pimpinan Grup Musik Kyai Kanjeng, yang dipanggil akrab Cak Nun, itu memang dalam berbagai kegiatannya, lebih bersifat melayani yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik dan sinergi ekonomi. Semua kegiatan pelayannya ingin menumbuhkan potensialitas rakyat.

Bersama Grup Musik Kiai Kanjeng, Cak Nun rata-rata 10-15 kali per bulan berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, dengan acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung. Di samping itu, secara rutin (bulanan) bersama komunitas Masyarakat Padang Bulan, aktif mengadakan pertemuan sosial melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat.

Dalam berbagai forum komunitas Masyarakat Padang Bulan, itu pembicaraan mengenai pluralisme sering muncul. Berkali-kali Cak Nun yang menolak dipanggil kiai itu meluruskan pemahaman mengenai konsep yang ia sebut sebagai manajemen keberagaman itu.
Dia selalu berusaha meluruskan berbagai salah paham mengenai suatu hal, baik kesalahan makna etimologi maupun makna kontekstual. Salah satunya mengenai dakwah, dunia yang ia anggap sudah terpolusi. Menurutnya, sudah tidak ada parameter siapa yang pantas dan tidak untuk berdakwah. “Dakwah yang utama bukan dengan kata-kata, melainkan dengan perilaku. Orang yang berbuat baik sudah berdakwah," katanya.

Karena itulah ia lebih senang bila kehadirannya bersama istri dan kelompok musik Kiai Kanjeng di taman budaya, masjid, dan berbagai komunitas warga tak disebut sebagai kegiatan dakwah. "Itu hanya bentuk pelayanan. Pelayanan adalah ibadah dan harus dilakukan bukan hanya secara vertikal, tapi horizontal," ujarnya.

Emha merintis bentuk keseniannya itu sejak akhir 1970-an, bekerja sama dengan Teater Dinasti -- yang berpangkalan di rumah kontrakannya, di Bugisan, Yogyakarta. Beberapa kota di Jawa pernah mereka datangi, untuk satu dua kali pertunjukan. Selain manggung, ia juga menjadi kolumnis.

Dia anak keempat dari 15 bersaudara. Ayahnya, Almarhum MA Lathif, adalah seorang petani. Dia mengenyam pendidikan SD di Jombang (1965) dan SMP Muhammadiyah di Yogyakarta (1968). Sempat masuk Pondok Modern Gontor Ponorogo tapi kemudian dikeluarkan karena melakukan demo melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya. Kemudian pindah ke SMA Muhammadiyah I, Yogyakarta sampai tamat. Lalu sempat melanjut ke Fakultas Ekonomi UGM, tapi tidak tamat.

Lima tahun (1970-1975) hidup menggelandang di Malioboro, Yogya, ketika belajar sastra dari guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius dan sangat memengaruhi perjalanan Emha berikutnya.

Karirnya diawali sebagai Pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Yogyakarta (1970). Kemudian menjadi Wartawan/Redaktur di harian Masa Kini, Yogyakarta (1973-1976), sebelum menjadi pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta), dan grup musik Kyai Kanjeng hingga kini. Penulis puisi dan kolumnis di beberapa media.

Ia juga mengikuti berbagai festival dan lokakarya puisi dan teater. Di antaranya mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).

Karya Seni Teater

Cak Nun memacu kehidupan multi-kesenian di Yogya bersama Halimd HD, networker kesenian melalui Sanggarbambu, aktif di Teater Dinasti dan mengasilkan beberapa reportoar serta pementasan drama. Di antaranya: Geger Wong Ngoyak Macan (1989, tentang pemerintahan 'Raja' Soeharto); Patung Kekasih (1989, tentang pengkultusan); Keajaiban Lik Par (1980, tentang eksploitasi rakyat oleh berbagai institusi modern); Mas Dukun (1982, tentang gagalnya lembaga kepemimpinan modern).

Selain itu, bersama Teater Salahudin mementaskan Santri-Santri Khidhir (1990, di lapangan Gontor dengan seluruh santri menjadi pemain, serta 35.000 penonton di alun-alun madiun). Lautan Jilbab (1990, dipentaskan secara massal di Yogya, Surabaya dan Makassar); dan Kiai Sableng dan Baginda Faruq (1993).

Juga mementaskan Perahu Retak (1992, tentang Indonesia Orba yang digambarkan melalui situasi konflik pra-kerajaan Mataram, sebagai buku diterbitkan oleh Garda Pustaka), di samping Sidang Para Setan, Pak Kanjeng, Duta Dari Masa Depan.

Dia juga termasuk kreatif dalam menulis puisi. Terbukti, dia telah menerbitkan 16 buku puisi: “M” Frustasi (1976); Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978); Sajak-Sajak Cinta (1978); Nyanyian Gelandangan (1982); 99 Untuk Tuhanku (1983); Suluk Pesisiran (1989); Lautan Jilbab (1989); Seribu Masjid Satu Jumlahnya ( 1990); Cahaya Maha Cahaya (1991); Sesobek Buku Harian Indonesia (1993); Abacadabra (1994); dan Syair Amaul Husna (1994)

Selain itu, juga telah menerbitkan 30-an buku esai, di antaranya: Dari Pojok Sejarah (1985); Sastra Yang Membebaskan (1985); Secangkir Kopi Jon Pakir (1990); Markesot Bertutur (1993); Markesot Bertutur Lagi (1994); Opini Plesetan (1996); Gerakan Punakawan (1994); Surat Kepada Kanjeng Nabi (1996); Indonesia Bagian Penting dari Desa Saya (1994); Slilit Sang Kiai (1991); Sudrun Gugat (1994); Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (1995); Bola- Bola Kultural (1996); Budaya Tanding (1995); Titik Nadir Demokrasi (1995); Tuhanpun Berpuasa (1996); Demokrasi Tolol Versi Saridin (1997); Kita Pilih Barokah atau Azab Allah (1997);

Iblis Nusantara Dajjal Dunia (1997); 2,5 Jam Bersama Soeharto (1998); Mati Ketawa Cara Refotnasi (1998); Kiai Kocar Kacir (1998); Ziarah Pemilu, Ziarah Politik, Ziarah Kebangsaan (1998); Keranjang Sampah (1998); Ikrar Husnul Khatimah (1999); Jogja Indonesia Pulang Pergi (2000); Ibu Tamparlah Mulut Anakmu (2000); Menelusuri Titik Keimanan (2001); Hikmah Puasa 1 & 2 (2001); Segitiga Cinta (2001); “Kitab Ketentraman” (2001); “Trilogi Kumpulan Puisi” (2001); “Tahajjud Cinta” (2003); “Ensiklopedia Pemikiran Cak Nun” (2003); Folklore Madura (2005); Puasa ya Puasa (2005); Kerajaan Indonesia (2006, kumpulan wawancara); Kafir Liberal (2006); dan, Jalan Sunyi EMHA (Ian L. Betts, Juni 2006).


Pluralisme

Cak Nun bersama Grup Musik Kiai Kanjeng dengan balutan busana serba putih, ber-shalawat (bernyanyi) dengan gaya gospel yang kuat dengan iringan musik gamelan kontemporer di hadapan jemaah yang berkumpul di sekitar panggung Masjid Cut Meutia. Setelah shalat tarawih terdiam, lalu sayup-sayup terdengar intro lagu Malam Kudus. Kemudian terdengar syair, "Sholatullah salamullah/ ’Ala thoha Rasulillah/ Sholatullah salamullah/ Sholatullah salamullah/ ’Ala yaasin Habibillah/ ’Ala yaasin Habibillah..."

Tepuk tangan dan teriakan penonton pun membahana setelah shalawat itu selesai dilantunkan. "Tidak ada lagu Kristen, tidak ada lagu Islam. Saya bukan bernyanyi, saya ber-shalawat," ujarnya menjawab pertanyaan yang ada di benak jemaah masjid.

Tampaknya Cak Nun berupaya merombak cara pikir masyarakat mengenai pemahaman agama. Bukan hanya pada Pagelaran Al Quran dan Merah Putih Cinta Negeriku di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Sabtu (14/10/2006) malam, itu ia melakukan hal-hal yang kontroversial. Dalam berbagai komunitas yang dibentuknya, oase pemikiran muncul, menyegarkan hati dan pikiran.

Perihal pluralisme, sering muncul dalam diskusi Cak Nun bersama komunitasnya. "Ada apa dengan pluralisme?" katanya. Menurut dia, sejak zaman kerajaan Majapahit tidak pernah ada masalah dengan pluralisme.

"Sejak zaman nenek moyang, bangsa ini sudah plural dan bisa hidup rukun. Mungkin sekarang ada intervensi dari negara luar," ujar Emha. Dia dengan tegas menyatakan mendukung pluralisme. Menurutnya, pluralisme bukan menganggap semua agama itu sama. Islam beda dengan Kristen, dengan Buddha, dengan Katolik, dengan Hindu. “Tidak bisa disamakan, yang beda biar berbeda. Kita harus menghargai itu semua," tutur budayawan intelektual itu. ►e-ti


http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/e/emha-ainun-nadjib/index.shtml (sumber)

Related Posts:

Sajak - Subagio Sastrowardoyo [ Profil Subagio Sastrowardoyo ]

Sajak
oleh Subagio Sastrowardoyo

Apakah arti sajak ini
Kalau anak semalam batuk-batuk,
bau vicks dan kayuputih
melekat di kelambu.
Kalau istri terus mengeluh
tentang kurang tidur, tentang
gajiku yang tekor buat
bayar dokter, bujang dan makan sehari.
Kalau terbayang pantalon
sudah sebulan sobek tak terjahit.
Apakah arti sajak ini
Kalau saban malam aku lama terbangun:
hidup ini makin mengikat dan mengurung.
Apakah arti sajak ini:
Piaraan anggerek tricolor di rumah atau
pelarian kecut ke hari akhir?

Ah, sajak ini,
mengingatkan aku kepada langit dan mega.
Sajak ini mengingatkan kepada kisah dan keabadian.
Sajak ini melupakan aku kepada pisau dan tali.
Sajak ini melupakan kepada bunuh diri.(sumber)


Profil Subagyo Sastrowardoyo :


Subagio Sastrowardoyo dilahirkan di Madiun (Jawa Timur) tanggal 1 Februari 1924. Dalam sastra Indonesia Subagio Sastrowardoyo lebih dikenal sebagai penyair meskipun tulisannya tidak terbatas pada puisi.
Nama Subagio Sastrowardoyo dicatat pertama kali dalam peta perpuisian
Indonesia ketika kumpulan puisinya Simphoni terbit tahun 1957 di
Yogyakarta.Ia ditulis oleh seorang yang tidak memberi aksentuasi pada gerak, pada suara keras, atau kesibukan di luar dirinya.
Ia justru suatu perlawanan terhadap gerak, suara keras, serta kesibukan
di luar sebab Subagio Sastrowardoyo memilih diam dan memenangkan diam. a meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 18 Juli 1996 dalam usia 72 tahun.

Pendidikan Subagio dilakukan di berbagai tempat, yaitu HIS di Bandung dan Jakarta. Pendidikan HBS, SMP, dan SMA di Yogyakarta.
Pada tahun 1958 berhasil menamatkan studinya di Fakultas Sastra,
Universitas Gadjah Mada dan 1963 meraih gelar master of art (M.A.) dari
Department of Comparative Literature, Universitas Yale, Amerika Serikat.

Subagio pernah menjabat Ketua Jurusan Bahasa Indonesia B-1 di Yogyakarta (1954—1958). Ia juga pernah mengajar di almamaternya, Fakultas Sastra, UGM pada tahun 1958—1961. Pada 1966—1971 ia mengajar di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD) di Bandung .
Selanjutnya, tahun 1971—1974 mengajar di Salisbury Teacherrs College,
Australia Selatan, dan di Universitas Flinders, Australia Selatan tahun
1974—1981. Selain itu, ia juga pernah bekerja
sebagai anggota Dewan Kesenian Jakarta (1982—1984) dan sebagai anggota
Kelompok Kerja Sosial Budaya Lemhanas dan Direktur Muda Penerbitan PN
Balai Pustaka (1981).

Oleh karena itu, ia tidak saja dikenal sebagai penyair, tetapi sekaligus sebagai esais, kritikus sastra, dan cerpenis.
Ajip Rosidi yang menggolongkannya ke dalam pengarang periode 1953—1961
menyatakan bahwa selain sebagai penyair, Subagio juga penting dengan
prosa dan esai-esainya.(sumber)

Related Posts:

Dibawa Gelombang - Sanusi Pane [Profil Sanusi Pane]

DIBAWA GELOMBANG - Sanusi Pane


Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan
Entah kemana aku tak tahu

Jauh di atas bintang kemilau
Seperti sudah berabad-abad
Dengan damai mereka meninjau
Kehidupan bumi yang kecil amat

Aku bernyanyi dengan suara
Seperti bisikan angin di daun
Suaraku hilang dalam udara
Dalam laut yang beralun-alun

Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan
Entah kemana aku tak tahu


Profil SAnusi PAne

Sastrawan Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli, Sumatera Utara, 14 November 1905. Ia menempuh pendidikan formal di HIS dan ElS di Padang Sidempuan, Tanjungbalai, Sibolga, Sumatera Utara. Kemudian melanjutkan ke Mulo di Padang dan Jakarta, tamat 1922. Setamat Kweekschool Gunung Sahari tahun 1925, ia diminta mengajar di sekolah itu juga yang kemudian dipindahkan ke Lembang dan jadi HIK. Selanjutnya ia mendapat kesempatan mengikuti kuliah Othnologi di Rechtshogeschool.



Pada Tahun 1929-1930 ia mengunjungi India. Sekembalinya dari sana, ia duduk dalam redaksi majalah TIMBUL (dalam bahasa Belanda, kemudian pakai lampiran Indonesia), ia menulis karangan-karangan kesusastraan, filsafat dan politik, sambil bekerja sebagai guru. Tahun 1934, ia dipecat sebagai guru karena keanggotaannya dalam PNI. Kemudian ia menjadi pemimpin sekolah-sekolah Perguruan Rakyat di Bandung dan menjadi guru pada sekolah menengah Perguruan Rakyat di Jakarta. Tahun 1936, ia menjadi pemimpin surat kabar Tionghoa-Melayu KEBANGUNAN di Jakarta dan tahun 1941, ia menjadi redaktur Balai Pustaka.



Dalam banyak hal Sanusi Pane adalah antipode dari Sutan Takdir Alisjahbana. Berbeda dengan Takdir yang menghendaki coretan yang hitam dan tebal”dibawah pra-Indonesia, yang dianggapnya telah menyebabkan bangsa Indonesia telah menjadi nista, Sanusi sebaliknya malah mencari ke jaman Indonesia purba dan kearah nirwana kebudayaan Hindu. Perkembangan filsafat hidupnya sampai pada sintesa Timur dan Barat, persatuan rohani dan jasmani, akhirat dan dunia, idealisme dan materialisme. Puncak periode ini ialah dramanya Manusia Baru. PB/PR 1940.



Sanusi Pane banyak mengarang buku, diantaranya ; Pancaran Cinta dan Prosa Berirama ditahun 1926, Puspa Mega dan Kumpulan Sajak ditahun 1927, Airlangga”drama dalam bahasa Belanda, pada tahun 1928, Eenzame Caroedalueht, drama dalam bahasa Belanda ditahun 1929, Madah Kelana dan kumpulan sajak yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1931, naskah drama Kertajaya ditahun 1932, naskah drama Sandhyakala Ning Majapahit”pada tahun 1933, naskah drama Manusia Baru yang diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1940. Selain itu, ia juga menterjemahkan dari bahasa Jawa kuno kekawin Mpu Kanwa dan Arjuna Wiwaha yang diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1940.***
(sumber)

Related Posts:

Blog Anak Smp Launching

Blog Anak Smp Launching- Blog Anak SmP ini lahir atas adanya keprihatinan tentang keywords SMP, ANAK SMP, ataupun yang berbau bau SMP yang tercoreng dengan hal2 yang berbau bau kata SMP, SMP BUGIL,BOKEP SMP, VIDEO GP SMP atauapun kata2 pornografi SMP lainnya yang membuat penulis merinding DISCO dan MAU DIBAWA KEMANA dunia perinternetan ini bila thoh kata SMP saja sudah banyak disalahguanakan seperti tersebut.

Nah, kepada semuanya saja, mohon dukungannya ya, moga situs ini bisa ikut neramaikan keywords SMP tanpa berbau pornografi, saru jorok ataupun yang tak senonoh lainnya.
Mungkin labelnya bisa bercerita Cerita Cerita Anak SMP, Lagu Lagu Anak SMP, Puisi Puisi ANak SMP, ataupun postingan copas Blogger lainnya tentang Kata SMP.

Moga AJah BLOG ANAK SMP bisa berkembang.

Amiiin

Related Posts:

Istri - Darmanto Jatman [Profil Darmanto Jatman]

Istri - Darmanto Jatman

isteri mesti digemateni

Ia sumber berkah dan rezeki

(Towikromo, Tambran, Pundong, Bantul)

Isteri sangat penting untuk kita

Menyapu pekarangan

Memasak di dapur

Mencuci di sumur

mengirim rantang di sawah

dan mengeroki kita kalau kita masuk angin

Ya. Isteri sangat penting untuk kita

Ia sisihan kita

kalau kita pergi ke kandang

Ia tetimbangan kita

kalau kita menjual palawija

Ia teman belakang kita

kalau kita lapar dan mau makan

Ia sigaraning nyawa kita

kalau kita

Ia sakti kita!

Ah. Lihatlah. Ia menjadi sama penting dengan

kerbau, luku, sawah, dan pohon kelapa

Ia kita cangkul malam hari dan tak pernah mengeluh walau capek.

Ia selalu rapi menyimpan benih yang kita tanamkan dengan rasa syukur,

tahu terima kasih dan meninggikan harkat kita sebagai laki-laki.

Ia selalu memelihara anak-anak kita dengan bersungguh-sungguh

seperti kita memelihara ayam, itik, kambing atau jagung.

Ah. Ya. Isteri sangat penting bagi kita justru ketika kita mulai melupakannya:

Seperti lidah ia di mulut kita

tak terasa

Seperti jantung ia di dada kita

tak teraba

Ya.ya. Isteri sangat penting bagi kita justru ketika mulai melupakannya

Jadi, waspadalah!

Tetap, madep, manteb

Gemati, nastiti, ngati-ati

Supaya kita mandiri, perkasa, dan pintar ngatur hidup

Tak tergantung tengkulak, pak dukuh, bekel, atau lurah

Seperti Subadra bagi Arjuna

makin jelita ia dia antara maru-marunya:

Seperti Arimbi bagi Bima

Jadilah ia jelita ketika melahirkan jabang bayi Tetuka;

Seperti Sawitri bagi Setyawan

Ia memelihara nyawa kita dari malapetaka

Ah. Ah. Ah.

Alangkah pentingnya isteri ketika kita melupakannya

Hormatilah isterimu

Seperti kau menghormati Dewi Sri

Sumber hidupmu

Makanlah
Karena demikianlah suratannya
sumber
[Profil Darmanto Jatman]

Ia terlahir dengan nama Soedarmanto. Dahulu ia juga dikenal dengan nama Darmanto Jt, dan sekarang ia tersohor dengan nama Darmanto Jatman. Nama panggilan akrabnya adalah Toto. Penyair yang dahulu berambut kribo itu dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1942, dari kalangan keluarga Kristen Jawa asal Yogyakarta. Darmanto merupakan anak lelaki tertua dari enam orang bersaudara, atau anak kedua dari pasangan Lasinem dan Jatman. Dunia pendidikan Darmanto dimulai dari sekolah dasar di Klitren Lor, Yogyakarta, dan sekolah minggu di Gereja dekat tempat tinggalnya. Kemudian, setamatnya dari SMA III B Padmanaba, Bagian Ilmu Pasti Alam, Yogyakarta, Darmanto segera melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tamat tahun 1968. Segera setelah itu ia melanjutkan studinya tentang Basic Humanities di East West Center Universitas Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat (1972–1973). Darmanto juga mempelajari bidang Development Planing untuk menambah wawasan keilmuannya pada program diploma University College London, Inggris (1977–1978). Selanjutnya ia juga berhasil meraih gelar sarjana utama S-2 dari Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (1985).


Setelah berhasil meraih gelar kesarjanaannya dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1968), Darmanto kemudian mendapat pekerjaan sebagai staf pengajar (dosen) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro, Semarang. Sebagai seorang ilmuwan dan budayawan, Darmanto juga pernah mengajar di Akademi Seni Ruapa Indonesia (ASRI) Yogyakarta, mendirikan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Sugiyopranoto Semarang (1984), Program Studi Psikologi, bagian dari FISIP Universitas Diponegoro Semarang (1996), dan aktif mengajar di berbagai perguruan tinggi, terutama di Semarang dan kota-kota lain di Jawa Tengah.


Pada usianya yang masih muda belia, Darmanto sudah terkenal sebagai seorang selebritis. Darah seninya diperolehnya karena bakat alam dan sudah garisnya dari Yang Mahakuasa. Sejak dari muda belia hingga masa tuanya Darmanto tetap bergulat mengutak-atik bahasa sebagai sarana menulis puisi. Oleh karena itu, Darmanto layak disebut sebagai seorang penyair dengan segudang puisi dan sekaligus segudang prestasi. Jumlah puisinya ratusan dan tersebar dalam berbagai media massa dan penerbitan. Atas prestasinya di bidang seni itu Darmanto menurunkan darah seninya kepada anak-anaknya, yaitu Omi Intan Naomi (penyair wanita Angkatan 2000 versi Korrie Layun Rampan), Abigael Wohing Ati, Bunga Jeruk Permata Pekerti, Aryaning Aryo, dan Jatining Sesami. Anak-anak Darmanto itu pun mengukir pretasi dalam bidang karya sastra dan seni.


Sebagai seorang intelektual yang bergerak dalam bidang pengembangan pendidikan dan penelitian, Darmanto Jatman banyak melakukan penelitian dengan berbagai ragam tema. Pluralisme atau multikulturalisme termasuk salah satu tema penelitian yang ditekuni Darmanto sejak tahun 1980-an. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila dalam puisi-puisinya maupun tulisan-tulisan esainya Darmanto banyak berbicara masalah pluralisme dan multikulturalisme. Kegiatan lain yang dilakukan Darmanto selama ini adalah menjadi Kepala Pusat Lembaga Penelitian Sosial Budaya Universitas Diponegoro Semarang (1990–1996), penggiat masalah perdamaian, pluralisme, dan multikulturalisme di tengah kehidupan masyarakat madani, fasiltator bagi LSM-LSM, seperti LIMPAD, Forum Salatiga, dan Persepsi, serta menjadi konsultan dan fasilitator pengembangan sumber daya manusia di kota Semarang khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya. Ia pun pernah ditunjuk oleh Prof. Dr. Muladi, S.H.( ketika itu menjabat sebagai Rektor Universitas Diponegoro Semarang, mantan Menteri Kehakiman, Mensekneg, dan Hakim Agung, serta sekarang Ketua Habibie Center) menjadi Ketua Jurusan Psikologi di Universitas Diponegoro (1995–2002).


Tulisan-tulisan Darmanto meliputi puisi, naskah lakon, esai, cerita pendek, dan artikel tentang masalah-masalah sosial budaya dan psikologi. Ketika Darmanto masih menjadi mahasiswa di Yogyakarta (1964), ia pernah mendirikan Teater Kristen Yogya, Studiklub Sastra Kristen Yogya, menerbitkan kumpulan Sajak-Sajak Putih (1965) bersama Jajak MD dan Dharmadji Sosropuro, serta menerbitkan Sajak Ungu bersama A. Makmur Makka (1966). Darmanto juga pernah menyutradarai beberapa pementasan teater, antara lain, “Perang Troya Tak Akan Meletus” karya Jean Girodeaux (1967). Kemudian setelah tahun-tahun itu Darmanto pun ikut ramai-ramai menulis puisi di majalah sastra Horison dan pentas pembacaan sajak di DKJ-TIM Jakarta, serta menerbitkan puisi-puisinya Sang Darmanto di Yayasan Puisi Indonesia (1976).
Pada tahun 1980-an Daramanto diundang untuk membacakan sajak-sajaknya di forum-forum internasional, antara lain, Festival Puisi Adelaide, Australia (1980), dan International Poetry Reading di Rotterdam, Negeri Belanda (1983). Sajak-sajak yang ditulis untuk kedua kegiatan itu kemudian dibukukan oleh Darmanto menjadi Ki Blakasuta Bla Bla. Setelah itu Darmanto yang terus bergolak menciptakan sejarah pembuatan puisi nyleneh dan glenyengan mengahdirkan buku Karto Iyo Bilang Mboten.


Karya-karya Darmanto cukup banyak dan tidak terbatas karya sastra, antara lain, (1) Sajak-Sajak Manifes (PKPI, 1968), (2) Bangsat (Puisi Indonesia, 1975), (3) Ki Blaka Suta Bla Bla (Puisi Indonesia, 1980), (4) Karto Iyo Bilang Mboten (Puisi Indonesia, 1981), (5) Sang Darmanto (Puisi Indonesia, 1982), (6) Golf untuk Rakyat (Bentang Budaya, 1995), (7) Isteri (Grasindo, 1997), dan (8) Sori Gusti (LIMPAD, 2002). Beberapa puisi Darmanto juga dimuat dalam buku antologi, antara lain, Laut Biru Langit Biru (1977 susunan Ajip Rosidi), Tugu (1986 susunan Linus Suryadi A.G.), Tonggak 2 (1987 susunan Linus Suryadi A.G.), dan Horison Sastra Indonesia 1 Kitab Puisi (2002 susunan Taufiq Ismail dkk.). Beberapa puisi juga sudah diterjemahkan ke dalam berbagai-bagai bahasa asing, antara lain, dalam bahasa Inggris, Belanda, Jerman, dan Jepang. Harry Aveling menerjemahkan sajak-sajak Darmanto Jatman ke dalam bahasa Inggris bersama-sama sajak Sutardji Calzoum Bachri dan Abdul Hadi W.M. dalam Arjuna in Meditation (1976).


Selain menulis karya sastra, Darmanto juga mengumpulkan esai-esai dan artikelnya yang kemudian diterbitkan menjadi buku, antara lain, (1) Sastra, Psikologi, dan Masyarakat (1985), (2) Sekitar Masalah Kebudayaan (1986), (3) Komunkasi Manusia (1994), (4) Solah Tingkah Orang Indonesia (1995), (5) Perilaku Kelas Menengah Indonesia (1995), (6) Psikologi Jawa (Bentang Budaya, 1997), (7) Politik Jawa (Bentang Budaya, 1999), (8) Indonesia Tanpa Pagar (LIMPAD, 2002), dan (9) Terima Kasih Indonesia (LIMPAD, 2002). Dua buku yang disebutkan terakhir dan diterbitkan oleh LIMPAD ini ditulis bersama Adriani S. Soemantri.
Pada usianya yang ke-60 tahun, Darmanto Jatman merasa mendapatkan kehormatan yang sungguh tak terkira harganya. Ia mendapatkan anugerah The S.E.A. Write Awards 2002 dari Putra Mahkota Thailand Maha Vajiralongkorn atas buku kumpulan puisinya Isteri. Upacara penyerahan hadiah sastra tingkat Asia Tenggara itu dilakukan pada tanggal 3–9 Oktober 2002 di Grand Ballroom, The Oriental Hotel, Bangkok, Thailand. Untuk keperluan penyerahan hadiah itu, Abdul Rozak Zaidan dan Nikmah Soenardjo menerbitkan buku yang berjudul Sastrawan Indonesia, Darmanto Jatman, Penerima Hadiah Sastra Asia Tenggara (2002, penerbit Pusat Bahasa) dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam tahun itu juga Darmanto Jatman dinobatkan sebagai pemenang hadiah sastra tahunan dari Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2002, bersama dengan Gus Tf.(dari Sumatera Barat) dan Joko Pinurbo (dari Yogyakarta).


Dalam “Catatan Penerbit” buku Sori Gusti (2002) Darmanto Jatman mengatakan “Enam puluh adalah angka mistik. Angka penuh magi. Dulu mahasiswa baru bisa lulus kalau dapat nilai 60. 59 saja nggak lulus. Di usia 60 ini, saya ingin mewujudkan imaji “masa tua” sewaktu saya masih berumur 27 tahun. Saya ingin menikmati hidup, duduk di kursi goyang sambil membaca Alkitab. Atau menulis, Kalau lelah, saya membaca; bosan membaca, saya berbaring, dan kembali menulis.” Untuk itu saya ucapkan selamat kepada Darmanto Jatman, rahayu nir ing sambekala saka pondok donyo tekan desa akhirat, mewujudkan imaji “masa tua”, duduk di kursi goyang sambil membaca dan memahami Alkitab, lalu membaca buku lainnya, kemudian menulis, dan terus menulis melaksankan “pangendika” Gusti
.(sumber)

Related Posts:

Episode - WS Rendra [ Profil WS Rendra]

Episode - WS Rendra

Kami duduk berdua

di bangku halaman rumahnya.

Pohon jambu di halaman rumah itu

berbuah dengan lebatnya

dan kami senang memandangnya.

Angin yang lewat

memainkan daun yang berguguran.

Tiba-tiba ia bertanya:

”Mengapa sebuah kancing bajumu

lepas terbuka?”

Aku hanya tertawa.

Lalu ia sematkan dengan mesra

sebuah peniti menutup bajuku.

Sementara itu

aku bersihkan

guguran bunga jambu

yang mengotori rambutnya.sumber

[Profil WS Rendra]

Nama Lengkap : Willibrordus Surendra Broto Rendra

Tempat /Tgl Lahir: Solo, 7 November 1935

Nama Julukan : “Burung Merak”.

Karir : Pendiri Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.

Masa kecil

Anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu

Pendidikan

* TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.
* SD s/d SMU Katolik, St. Yosef, Solo – Tamat pada tahun 1955.
* Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta – Tidak tamat.
* Mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art (1964 – 1967).

Rendra sebagai sastrawan

Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya, piawai di atas panggung mementaskan beberapa dramanya dan tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.

Pada tahun 1952 ia petama kali mempublikasikan puisinya di media massa melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.

“Kaki Palsu” adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.

Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.

Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).

Bengkel Teater

Pada tahun 1961, sepulang dari Amerika Serikat, Rendra mendirikan grup teater di Yogyakarta. Akan tetapi, grup itu terhenti karena ia pergi lagi ke Amerika Serikat. Ketika kembali lagi ke Indonesia (1968), ia membentuk kembali grup teater yang bernama Bengkel Teater. Bengkel Teater ini sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Sampai sekarang Bengkel Teater masih berdiri dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya.

Penelitian tentang karya Rendra

Profesor Harry Aveling, seorang pakar sastra dari Australia yang besar perhatiannya terhadap kesusastraan Indonesia, telah membicarakan dan menerjemahkan beberapa bagian puisi Rendra dalam tulisannya yang berjudul “A Thematic History of Indonesian Poetry: 1920 to 1974″. Karya Rendra juga dibicarakan oleh seorang pakar sastra dari Jerman bernama Profesor Rainer Carle dalam bentuk disertasi yang berjudul Rendras Gedichtsammlungen (1957-1972): Ein Beitrag Zur Kenntnis der Zeitgenossichen Indonesischen Literatur. Verlag von Dietrich Reimer in Berlin: Hamburg 1977.

Penghargaan

* Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
* Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
* Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
* Hadiah Akademi Jakarta (1975)
* Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
* Penghargaan Adam Malik (1989)
* The S.E.A. Write Award (1996)
* Penghargaan Achmad Bakri (2006).

Kontroversi pernikahan, masuk Islam dan julukan Burung Merak

Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Satu di antara muridnya adalah Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, putri darah biru Keraton Yogyakarta, yang bersedia lebur dalam kehidupan spontan dan urakan di Bengkel Teater. Tugas Jeng Sito, begitu panggilan Rendra kepadanya, antara lain menyuapi dan memandikan keempat anak Rendra-Sunarti.

Ujung-ujungnya, ditemani Sunarti, Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Dia dinamis, aktif, dan punya kesehatan yang terjaga, tutur Sito tentang Rendra, kepada Kastoyo Ramelan dari Gatra. Satu-satunya kendala datang dari ayah Sito yang tidak mengizinkan putrinya, yang beragama Islam, dinikahi seorang pemuda Katolik. Tapi hal itu bukan halangan besar bagi Rendra. Ia yang pernah menulis litani dan mazmur, serta memerankan Yesus Kristus dalam lakon drama penyaliban Cinta dalam Luka, memilih untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari perkawinannya dengan Sito, 12 Agustus 1970, dengan saksi Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.

Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti Rendra masuk Islam hanya untuk poligami. Terhadap tudingan tersebut, Rendra memberi alasan bahwa ketertarikannya pada Islam sesungguhnya sudah berlangsung lama. Terutama sejak persiapan pementasan Kasidah Barzanji, beberapa bulan sebelum pernikahannya dengan Sito. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang.

Toh kehidupannya dalam satu atap dengan dua istri menyebabkan Rendra dituding sebagai haus publisitas dan gemar popularitas. Tapi ia menanggapinya dengan ringan saja. Seperti saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Ketika melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil tertawa terbahak-bahak, Itu Rendra! Itu Rendra!. Sejak itu, julukan Burung Merak melekat padanya hingga kini. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati

Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra menceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.

Beberapa karya Drama

* Orang-orang di Tikungan Jalan (1954)
* Bip Bop Rambaterata (Teater Mini Kata)
* SEKDA (1977)
* Selamatan Anak Cucu Sulaiman (dimainkan 2 kali)
* Mastodon dan Burung Kondor (1972)
* Hamlet (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)- dimainkan dua kali
* Macbeth (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)
* Oedipus Sang Raja (terjemahan dari karya Sophokles, aslinya berjudul “Oedipus Rex”)
* Lisistrata (terjemahan)
* Odipus di Kolonus (Odipus Mangkat) (terjemahan dari karya Sophokles,
* Antigone (terjemahan dari karya Sophokles,
* Kasidah Barzanji (dimainkan dua kali)
* Perang Troya Tidak Akan Meletus (terjemahan dari karya Jean Giraudoux asli dalam bahasa Prancis: “La Guerre de Troie n’aura pas lieu”)
* Panembahan Reso (1986)
* Kisah Perjuangan Suku Naga (dimainkan 2 kali)

Sajak/Puisi

* Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
* Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta
* Blues untuk Bonnie
* Empat Kumpulan Sajak
* Jangan Takut Ibu
* Mencari Bapak
* Nyanyian Angsa
* Pamphleten van een Dichter
* Perjuangan Suku Naga
* Pesan Pencopet kepada Pacarnya
* Potret Pembangunan Dalam Puisi
* Rendra: Ballads and Blues Poem (terjemahan)
* Rick dari Corona
* Rumpun Alang-alang
* Sajak Potret Keluarga
* Sajak Rajawali
* Sajak Seonggok Jagung
* Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api
* State of Emergency
* Surat Cinta(sumber)

Related Posts:

Sajak Telur - Sapardi Djoko Damono [Profil Sapardi Djoko Damono]

Sajak Telur - Sapardi Djoko Damono

dalam setiap telur
semoga ada burung dalam setiap burung
semoga ada engkau dalam setiap engkau
semoga ada yang senantiasa terbang
menembus silau matahari memecah udara dingin
memuncak ke lengkung langit
menukik melintas sungai
merindukan telur


Profil Sapardi Djoko Damono

Prof Dr Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai salah seorang sastrawan yang memberi sumbangan besar kepada kebudayaan masyarakat modern di Indonesia. Salah satu sumbangan terbesar Guru Besar Fakultas Sastra UI ini adalah melanjutkan tradisi puisi lirik dan berupaya menghidupkan kembali sajak empat seuntai atau kwatrin yang sudah muncul di jaman para pujangga baru seperti Amir Hamzah dan Chairil Anwar.

Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940 ini, mengaku tak pernah berencana menjadi penyair, karena dia berkenalan dengan puisi secara tidak disengaja. Sejak masih belia putra Sadyoko dan Sapariyah itu, sering membenamkan diri dalam tulisan-tulisannya. Bahkan, ia pernah menulis sebanyak delapan belas sajak hanya dalam satu malam. Kegemarannya pada sastra, sudah mulai tampak sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Kemudian, ketika duduk di SMA, ia memilih jurusan sastra dan kemudian melanjutkan pendidikan di UGM, fakultas sastra.

Anak sulung dari dua bersaudara abdi dalem Keraton Surakarta itu mungkin mewarisi kesenimanan dari kakek dan neneknya. Kakeknya dari pihak ayah pintar membuat wayang—hanya sebagai kegemaran—dan pernah memberikan sekotak wayang kepada sang cucu. Nenek dari pihak ibunya gemar menembang (menyanyikan puisi Jawa) dari syair yang dibuat sendiri. “Tapi saya tidak bisa menyanyi, suara saya jelek,” ujar bekas pemegang gitar melodi band FS UGM Yogyakarta itu. Sadar akan kelemahannya, Sapardi kemudian mengembangkan diri sebagai penyair.

Selain menjadi penyair, ia juga melaksanakan cita-cita lamanya: menjadi dosen. “Jadi dosen ‘kan enak. Kalau pegawai kantor, harus duduk dari pagi sampai petang,” ujar lulusan Jurusan Sastra Barat FS&K UGM ini. Dan begitu meraih gelar sarjana sastra, 1964, ia mengajar di IKIP Malang cabang Madiun, selama empat tahun, dilanjutkan di Universitas Diponegoro, Semarang, juga selama empat tahun. Sejak 1974, Sapardi mengajar di FS UI.

Sapardi menulis puisi sejak di kelas II SMA. Karyanya dimuat pertama kali oleh sebuah surat kabar di Semarang. Tidak lama kemudian, karya sastranya berupa puisi-puisi banyak diterbitkan di berbagai majalah sastra, majalah budaya dan diterbitkan dalam buku-buku sastra. Beberapa karyanya yang sudah berada di tengah masyarakat, antara lain Duka Mu Abadi (1969), Mata Pisau dan Aquarium (1974).

Sebuah karya besar yang pernah ia buat adalah kumpulan sajak yang berjudul Perahu Kertas dan memperoleh penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta dan kumpulan sajak Sihir Hujan – yang ditulisnya ketika ia sedang sakit – memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia. Kabarnya, hadiah sastra berupa uang sejumlah Rp 6,3 juta saat memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia langsung dibelanjakannya memborong buku. Selain itu ia pernah memperoleh penghargaan SEA Write pada 1986 di Bangkok, Thailand.

Para pengamat menilai sajak-sajak Sapardi dekat dengan Tuhan dan kematian. “Pada Sapardi, maut atau kematian dipandang sebagai bagian dari kehidupan; bersama kehidupan itu pulalah maut tumbuh,” tulis Jakob Sumardjo dalam harian Pikiran Rakyat, 19 Juli 1984.

Bekas anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini juga menulis esei dan kritik. Sapardi, yang pernah menjadi redaktur Basis dan kini bekerja di redaksi Horison, berpendapat, di dalam karya sastra ada dua segi: tematik dan stilistik (gaya penulisan). Secara gaya, katanya, sudah ada pembaruan di Indonesia. Tetapi di dalam tema, belum banyak.

Penyair yang pernah kuliah di Universitas Hawaii, Honolulu, AS, ini juga menulis buku ilmiah, satu di antaranya Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. (1978).

Selain melahirkan puisi-puisi, Sapardi juga aktif menulis esai, kritik sastra, artikel serta menerjemahkan berbagai karya sastra asing. Dengan terjemahannya itu, Sapardi mempunyai kontribusi penting terhadap pengembangan sastra di Tanah Air. Selain dia menjembatani karya asing kepada pembaca sastra, ia patut dihargai sebagai orang yang melahirkan bentuk sastra baru.

Dengan kepekaan dan wawasan seorang sastrawan, Sapardi ikut mewarnai karya-karya terjemahannya seperti Puisi Brasilia Modern, Puisi Cina Klasik dan Puisi Parsi Klasik yang ditulis dalam bahasa Inggris. Selain itu dia juga menerjemahkan karya asing seperti karya Hemmingway The Old Man and the Sea, Daisy Manis (Henry James), semuanya pada 1970-an. Juga, sekitar 20 naskah drama seperti Syakuntala karya Kalidasa, Murder in Cathedral karya TS Elliot, dan Morning Become Electra trilogi karya Eugene O’neil.

Sumbangsih Sapardi juga cukup besar kepada budaya dan sastra, dengan melakukan penelitian, menjadi narasumber dalam berbagai seminar dan aktif sebagai administrator dan pengajar, serta menjadi dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999. Dia menjadi penggagas pengajaran mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di fakultas sastra.

Dia menyadari bahwa menjadi seorang sastrawan tidak akan memperoleh kepuasan finansial. Kegiatan menulis adalah sebagai waktu istirahat, saat dia ingin melepaskan diri dari rutinitas pekerjaannya sehari-hari. Menikah dengan Wardiningsih, ia dikaruniai dua anak, Rasti Suryandani dan Rizki Henriko.

Profil ini dilansir dari situs Tokoh Nasional.

Baca selengkapnya juga :
Kumpulan Puisi Sapadi Djoko Damono
Profil Sapardi Djoko DAmono Wikipedia

Related Posts:

Sajak Kenangan Rumput

Berjongkok di depan taman kelas sekolahan

yang sudah ditumbuhi banyak rumput

Di Mei, Ketika matahari naik sepenggalah

di pergelangan tangannya tertato nama seorang wanita

Ia nampak sibuk mencabuti rumput

dan disekelilingnya; Kupu kupu Burung Gereja asyik sendiri

Bahkan tawon tawonpun tak perdulikannya

Sementara daun tehtehan mulai rimbun oleh lagu kuna makunanya

Gadis desa, Bahtera Cinta, Syahdu, Mandul

Hingga tak terasa seorang wanita yang sedang mengandung

dengan kapur ditangannya, memandangnya takjub

dan di sela kacamatanya mengalir airmata

(by : achen)

Related Posts:

Sajak

apalah arti sajakku ini
kalo nyatanya saban hari
terkontemplasi onani
terpenuhi hasrat diri
berdiksadiksi yipayipi
enyahkan kesucian arti

aku ingin sajakku gembira di akhir senja
menatap mentari tersenyum ramah
sebelum kuterlelapi malam
seperti kebanyakan orang
nikmati bintang

namun sajakku masih asing selalu
merasa sendiri
ditemani nyamuk berisik
sendiri
darahku mungkin sudahlah cukup
ketika mataku tak berdaya
menutup menahan kantuk
menyimpan orok terbentuk pagi
seronok(sumber)

Related Posts:

Daftar SMP Negeri Di Jakarta

Daftar Nama-nama SMP negeri yang ada di Jakarta

JAKARTA SELATAN
Sekolah Alamat Telepon
SMPN 3 JL. MANGGARAI UTARA IV/6 MANGGARAI 021 8303844
SMPN 11 JLN.KERINCI BLOK.E KEB.BARU JAK-SEL 021 7221665
SMPN 12 JLN.WIJAYA IX NO.50 KEB.BARU JAK-SEL 021 7208095
SMPN 13 JL.TIRTAYASA RAYA 021 7262939
SMPN 15 JL. PROF. DR. SOEPOMO, SH MENTENG DALAM 021 8312669
SMPN 16 JL.PALMERAH BARAT NO.59 021 5483415
SMPN 19 JLN.BUMI BLOK.E NO.21 KEB.BARU JAK-SEL 021 7250219
SMPN 29 JLN.BUMI BLOK.E 021 7247493
SMPN 31 JL.PENINGGARAN BARAT III 021 7239730
SMPN 33 JL. MENARA AIR I MANGGARAI, TEBET 021 8304489
SMPN 37 JL. TAMAN WIJAYA KUSUMA RAYA CILANDAK 021 7695272
SMPN 41 JL. HARSONO RM. RAGUNAN PASARMINGGU 021 7814294
SMPN 43 JL. KAPTEN TENDEAN NO. 11 MAMPANG PRAPATAN 021 7988023
SMPN 46 JL. RUKUN PEJATEN TIMUR PASARMINGGU 021 7988153
SMPN 48 JL.KEBAYORAN LAMA 192 021 7396648
SMPN 56 JL. JERUK PURUT RAYA CILANDAK 021 7803516
SMPN 57 JL. HALIMUN NO. 2B SETIABUDI JAK-SEL 021 8280960
SMPN 58 JL. SETIABUDI BARAT NO. 8K 021 5224233
SMPN 66 JL.MASJID AN NUR KEB.LAMA 021 7262921
SMPN 67 JL. MINANGKABAU DALAM NO.3 SETIABUDI JAK-SEL 021 8291525
SMPN 68 JL. CIPETE III/4 CIPETE 021 7695722
SMPN 73 JL. TEBET TIMUR I-F/14, TEBET 021 8295378
SMPN 85 JL. MARGASATWA NO. 8 PONDOK LABU 021 7657652
SMPN 86 JL. RS. FATMAWATI KOMP. BNI 46 CILANDAK 021 7513818
SMPN 87 JL.CIPUTAT RAYA PD.PINANG 021 7657687
SMPN 96 KOMP. TIMAH PONDOK LABU CILANDAK 021 7658121
SMPN 98 JL. RAYA DEPOK, LENTENG AGUNG, JAGAKARSA 021 7867633
SMPN 104 JL. MAMPANG PRAPATAN XIII 021 7990565
SMPN 107 JL. RAYA PEJATEN KOMP. P DAN K 021 7990977
SMPN 110 JL. KEMAJUAN PETUKANGAN SELATAN 021 7342288
SMPN 115 JL. KH.ABDULLAH SYAFEI, TEBET 021 8297511
SMPN 124 JL. KEMANG TIMUR I/5 021 7988101
SMPN 131 JL. RM. KAHFI I, CIPEDAK, JAGAKARSA 021 7270218
SMPN 141 JL. PONDOK JAYA VIII/15B 021 7192868
SMPN 145 JL. MENTENG PULO UJUNG SETIABUDI 021 70291900
SMPN 153 JL.CIDODOL RAYA NO.1 021 7394260
SMPN 154 PENGADEGAN BARAT 13, PANCORAN 021 7991643
SMPN 155 CIKOKO BARAT IV CIKOKO, PANCORAN 021 7987400
SMPN 161 JL.DELMAN UTAMA I TANAH KUSIR 021 7247127
SMPN 163 JL. EMPANG TIGA PEJATEN TIMUR 021 7994079
SMPN 164 JL.DHARMA PUTRA RAYA 10 021 7260333
SMPN 166 JL. KEDONDONG NO. 5, JAGAKARSA, JAGAKARSA 021 7270219
SMPN 175 JL. JATIPADANG, JAGAKARSA, JAGAKARSA 021 7811978
SMPN 177 JL. RAYA KODAM BINTARO PESANGGRAHAN 021 7355975
SMPN 178 JL. MAWAR NO. 6A BINTARO PESANGGRAHAN 021 73885370
SMPN 182 EMPANG TIGA KALIBATA, PANCORAN 021 7994641
SMPN 185 JL.KEMANDONRAN I 021 5307631
SMPN 211 JL. SMP 211, SRENGSENG SAWAH, JAGAKARSA 021 7270204
SMPN 212 JL. BENDA ATAS JERUK PURUT CILANDAK TIMUR 021 7800417
SMPN 218 JL. MENARA JATIPADANG PASARMINGGU 021 7807305
SMPN 226 JL. KAYU KAPUR NO. 2 021 7501270
SMPN 227 JL. MASJID AL FAJRI PEJETEN BARAT PASARMINGGU 021 7971338
SMPN 235 JL. PD. INDAH PESANGGRAHAN 021 7340973
SMPN 238 KALIBATA UTARA VI DUREN TIGA, PANCORAN 021 7991565
SMPN 239 JL. NANGKA, TANJUNG BARAT, JAGAKARSA 021 7818319
SMPN 240 JLN.H.RAYA 16 B 021 7204711
SMPN 242 JL. SUBUR, LENTENG AGUNG, JAGAKARSA 021 7869935
SMPN 245 JL. H. MUCHTAR RAYA PETUKANGAN UTARA 021 70708245
SMPN 247 JL. MAMPANG PRAPATAN XIII 021 7943835
SMPN 250 JLN.KH.H.NAIM III CIPETE 021 7200396
SMPN 253 JL. KP. ALANG-ALANG, CIPEDAK, JAGAKARSA 021 7864572
SMPN 254 JL. GANDARIA V, JAGAKARSA, JAGAKARSA 021 7270842
SMPN 265 JL. ASEMBARIS II NO. 10 KEBON BARU 021 8302935
SMPN 267 JL. MAIRIN SWADARMA RAYA ULUJAMI 021 5852291
SMPN 276 JL. SEROJA, SRENGSENG SAWAH, JAGAKARSA 021 7866427



JAKARTA PUSAT
Sekolah Alamat Telepon
SMPN 1 JL. CIKINI RAYA NO. 87 JAKARTA PUSAT 021 31922417
SMPN 2 JL.MARADAI RAYA NO 11 021 4243788
SMPN 4 JL.PERWIRA NO.10 JAKARTA PUSAT 021 3844414
SMPN 5 JL.DR SUTOMO NO. 5 JAKARTA PUSAT 021 3844986
SMPN 8 JL. PEGANGSAAN BARAT NO. 1 021 3145570
SMPN 10 JL. SUMUR BATU KEMAYORAN JAK PUS 021 4241406
SMPN 17 JL. KARANG ANYAR NO. 9 – 14 JAKARTA PUSAT 021 6390329
SMPN 18 JL. MENTENG KECIL NO. 3 021 31935565
SMPN 28 JL.MARDANI RAYA NO.17 021 4246165
SMPN 38 JL. KARET PASAR BARU BARAT 1 NO.14 021 5733602
SMPN 39 JALAN GAJAH MADA NO. 3 – 5 JAKARTA PUSAT 021 63851721
SMPN 40 JL. DANAU LIMBOTO PEJOMPONGAN 021 5737815
SMPN 47 RAWASARI TIMUR I 021 4200349
SMPN 59 JLN. BENDUNGAN JAGO RAYA NO. 40 KEMAYORAN JAKPUS 021 4254310
SMPN 60 JL SANGIHE NO 26 JAKARTA PUSAT 021 63863113
SMPN 64 JL. KARANG ANYAR 9-14 JAKARTA PUSAT 021 6289762
SMPN 70 JL. H. AWALUDIN IV KEBON MELATI TANAH ABANG 021 3102278
SMPN 71 JL.KOMPLEK PENDIDIKAN RAWA KERBAU 021 4213554
SMPN 72 JL.PETOJO BINATU NO.2 KEC GAMBIR JAKARTA PUSAT 021 6327871
SMPN 76 JL.PERCETAKAN NEGARA II 021 4248479
SMPN 77 JL.CEMPAKA PUTIH TENGAH 18 021 4245377
SMPN 78 JL. PERUNGGU NO.56 HARAPAN MULIA KEMAYORAN 021 4240289
SMPN 79 JL. DAKOTA RAYA KEMAYORAN JAKARTA PUSAT 021 4208740
SMPN 93 JL. GUNUNG SAHARI RAYA NO.81 JAKARTA PUSAT 021 4247349
SMPN 94 JLN. TANAH ABANG V/29 JAKARTA PUSAT 021 3805680
SMPN 118 JL.PRAMUKASARI I 021 4245169
SMPN 119 JL.HARAPAN JAYA IX NO.5 021 4245304
SMPN 137 JL.CEMPAKA PUTIH BARAT 15 021 4244612
SMPN 156 JL.KRAMAT PULO GUNDUL III 021 4214306
SMPN 181 JL. MESJID I KARET TENGSIN 021 5738060
SMPN 183 JL.CEMPAKA BARU VII/47 021 4245884
SMPN 216 JLN. SALEMBA RAYA NO. 18 021 31931857
SMPN 228 JLN. SUMUR BATU RAYA NO. 6 KEMAYORAN 021 4202430
SMPN 269 JL. HARAPAN MULIA KEMAYORAN JAKARTA PUSAT 021 4212795
SMPN 273 JL. KAMPUNG BALI 24/1 TN. ABANG 021 3143012
SMPN 280 JL. CILACAP NO. 5 MENTENG JAKARTA PUSAT 021 3155527
JAKARTA UTARA
Sekolah Alamat Telepon
SMPN 21 JL. BANDENGAN UTARA NO. 80 021 6691850
SMPN 23 JL. PADEMANGAN TIMUR VI 021 64715503
SMPN 30 JL. ANGGREK NO. 4 021 43911051
SMPN 34 JL. PADEMANGAN TIMUR VII 021 64716137
SMPN 42 JL. PADEMANGAN III 021 6400355
SMPN 53 JALAN TANAH MERDEKA NO.33 CILINCING JAKARTA UTARA 021 4403082
SMPN 55 JLN. BAHARI IV/A.11 TG. PRIOK 021 4373413
SMPN 65 JLL. METRO KENCANA RAYA SUNTER 021 6503746
SMPN 84 JL. SEMANGKA NO. 1 021 43930708
SMPN 95 JL. GANGGENG III NO. 3 TG. PRIOK 021 43937969
SMPN 112 JL. A1 TELUK GONG KEL. PEJAGALAN 021 6603001
SMPN 113 JL. KAMPUNG BANDAN 021 6909030
SMPN 114 JL. PLUMPANG SEMPER 021 43936225
SMPN 116 JLN. SUNTER PERMAI RAYA SUNTER AGUNG 021 6408125
SMPN 120 KAMAL MUARA RAYA NO.9 021 5557952
SMPN 121 JL. PLUMPANG SEMPER 021 43930682
SMPN 122 JL. SMP 122 KAPUK NO.26 021 6194414
SMPN 123 KOMP. PT.HII KELAPA GADING I 021 4525929
SMPN 129 JL. WARAKAS VI KEL. PAPANGGO 021 43935165
SMPN 136 JL. BENDUNGAN MELAYU NO. 80 021 43911114
SMPN 140 KOMP. SERNEG BLOK A S. AGUNG 021 6459389
SMPN 143 JALAN CILINCING BHAKTI IX NO.1 JAKARTA UTARA 021 4402004
SMPN 151 JL. KEPIL NO. 1 021 4303682
SMPN 152 JL. SUNTER JAYA IV 021 6507186
SMPN 162 JALAN MARUNDA BARU IV CILINCING JAKARTA UTARA 021 44851009
SMPN 170 JL. KEPU NO. 17 PEGANGSAAN DUA 021 4602817
SMPN 173 JL. ALUR LAUT NO. 57 021 4303610
SMPN 200 JALAN ROROTAN IX RT.04/10 NO.2 CILINCING JAK-UT 021 44850643
SMPN 221 JL. SUNTER KARYA V S.AGUNG 021 6458213
SMPN 231 JALAN RAYA TUGU SEMPER BARAT CILINCING JAK – UT 021 4400643
SMPN 244 JALAN CILINCING BHAKTI VI NO.28 JAKARTA UTARA 021 4400872
SMPN 261 MUARA ANGKE 021 6682126
SMPN 266 JALAN CILINCING BHAKTI VI NO.29 RT.04/09 JAK – UT 021 4402745
SMPN 270 JL. KOMPI UDIN PEGANGSAAN DUA 021 4529223
SMPN 277 JL. SINDANG TERUSAN NO. 34A 021 43934526
SMPN 279 JL. MAHONI NO. 44 LAGOA 021 43935194
SMPN 282 JL. KOMPLEK TAMAN NYIUR S.AGUNG 021 6505777
JAKARTA BARAT
Sekolah Alamat Telepon
SMPN 22 JL. JEMBATAN BATU NO. 74 021 6269841
SMPN 32 JL. PEJAGALAN NO 51 021 6917188
SMPN 45 JL. UTAMA RAYA NO. 45 CENGKARENG BARAT 021 6191705
SMPN 54 JL. BLANDONGAN NO. 37 021 6398734
SMPN 61 JLN. Z. SLIPI DALAM JAKARTA BARAT 021 5485067
SMPN 63 JL. PERNIAGAAN NO. 31. 021 6904630
SMPN 69 JL TANJUNG DUREN TIMUR NO. 16 021 5656602
SMPN 75 JL. RAYA KEBON JERUK NO.19 021 5483496
SMPN 82 JL. DAAN MOGOT KOMP.BANK MANDIRI PESING JAKBAR 021 5667126
SMPN 83 JL. EMPANG BAHAGIA JELAMBAR 021 5672648
SMPN 88 JLN. ANGGREK GARUDA SLIPI 021 5480779
SMPN 89 JL. TANJUNG DUREN BARAT IV 021 5672531
SMPN 100 JL. OBSIDIAN NO.1 KAPUK 021 6195170
SMPN 101 JL. PAL MERAH UTARA II NO. 210C 021 5481510
SMPN 105 JL RAYA KEMBANGAN SELATAN 021 70615573
SMPN 108 JL. FLAMBOYAN NO.53 CENGKARENG BARAT 021 5550754
SMPN 111 JLN. BHAKTI VII/2 KEMANGGISAN 021 5482423
SMPN 125 JL. UTAN JATI PEGADUNGAN 021 5417532
SMPN 127 JL. RAYA KEBON JERUK NO.126A 021 5480114
SMPN 130 JLN. K.S. TUBUN I KOTA BAMBU 021 5484984
SMPN 132 JL. TAWANGMANGU NO.2 KED. KALIANGKE 021 6198897
SMPN 134 JL. MERUYA UTARA KEMBANGAN JAKARTA BARAT 021 5842449
SMPN 142 JL JOGLO RAYA KEMBANGAN JAKARTA BARAT 021 5844666
SMPN 159 JL. JEMBATAN BESI RAYA 021 6302655
SMPN 169 PETA UTARA NO. 11 PEGADUNGAN 021 6194489
SMPN 176 JL. RAYA DURI KOSAMBI NO.6 DURI KOSAMBI 021 5415850
SMPN 186 PETA BARAT KALIDERES 021 5412243
SMPN 187 JL. GAGA UTAMA SEMANAN KALIDERES 021 5455859
SMPN 189 JL. RAYA KELAPA DUA 021 5300625
SMPN 190 PREPEDAN KAMAL KALIDERES 021 5552419
SMPN 191 JL. KEPA DURI RAYA NO.2 021 5659736
SMPN 197 JL. RAYA KEDOYA NO.100 021 5801793
SMPN 201 JL. KAYU BESAR CENGKARENG TIMUR 021 5553675
SMPN 204 PETA UTARA PEGADUNGAN KALIDERES 021 5450436
SMPN 205 SEMANAN RAYA KALIDERES 021 5446287
SMPN 206 JLMERUYA SELATAN,KEMBANGAN JAKARTA BARAT 021 5850137
SMPN 207 JL RAYA MERUYA UTARA SRENGSENG RT007/02 021 5846707
SMPN 215 JL MELATI, TAMAN MERUYA ILIR BLOK B 021 5850391
SMPN 219 JL. KOMP. PEMADAM JOGLO JAKARTA BARAT 021 5853326
SMPN 220 JL. TANJUNG DUREN BARAT 021 5687919
SMPN 224 JL. SMPN 224 KEBON DUARATUS KAMAL 021 5560202
SMPN 225 JL.KP.KOJAN KALIDERES 021 5409941
SMPN 229 JL. RAYA KEBON JERUK NO.39 021 5303652
SMPN 248 JL. KAMAL RAYA CENGKARENG TIMUR 021 5451352
SMPN 249 JL. JAYA 25 NO.41 CENGKARENG BARAT 021 5550245
SMPN 264 JL. AL-BARKAH I RAWA BUAYA 021 5810740
SMPN 271 JL. PAHLAWAN SUKABUMI SELATAN 021 5330627
SMPN 274 JL. EMPANG BAHAGIA RAYA 4 B JELAMBAR JAKARTA BARAT 021 5684386
SMPN 278 JL. KAMAL BENDA RAYA NO.16 021 5557944
SMPN 286 JL. RAWA KEPA VIII TOMANG 021 5637038
JAKARTA TIMUR
Sekolah Alamat Telepon
SMPN 6 JL. BULAK TIMUR I/7 KLENDER 021 8614103
SMPN 7 JL. BALAI RAKYAT UTAN KAYU 021 8583817
SMPN 9 JL. KELAPA DUA WETAN 021 8719966
SMPN 14 JL. MATRAMAN RAYA 177 BALI MESTER 021 8195507
SMPN 20 JALAN RANTAI MAS KPAD BULAK RANTAI 021 70912033
SMPN 24 JL. DUKUH V KEL.DUKUH KEC.KRAMAT JATI JAK-TIM 021 8404434
SMPN 25 JL. CIPINANG MUARA 021 8195679
SMPN 26 JL. KEBON PALA 1 021 8196643
SMPN 27 KOMP. PTB DUREN SAWIT-DUREN SAWIT 021 8615189
SMPN 35 JL. KAYU MANIS GG. RAIMAN NO.71B 021 8004945
SMPN 36 JL. PEDATI 021 81973636
SMPN 44 JL. GADING RAYA VII PULOGADUNG 021 4891725
SMPN 49 JL. RAYA BOGOR KRAMATJATI 021 8090200
SMPN 50 KOMPLEK KODAM JAYA CILILITAN II KRAMATJATI 021 8091734
SMPN 51 JL. KEJAKSAAN KAV. PONDOK BAMBU – DUREN SAWIT 021 8617042
SMPN 52 JL. CIPINANG ELOK 021 8196452
SMPN 62 JL.JATINEGARA TIMUR IV KOMP.PEND.RAWABUNGA JAK-TIM 021 8195366
SMPN 74 JL. PEMUDA NO. 6 JAKARTA TIMUR 021 4892521
SMPN 80 JL.KAYATUN TRIKORA HALIM P JAKARTA TIMUR 021 8090092
SMPN 81 JL. MONUMEN PANCASILA SAKTI LUBANG BUAYA 021 8408656
SMPN 90 JL. RAYA BEKASI KM.18 021 4603764
SMPN 91 JL.RAYA BOGOR KM.28 PEKAYON 021 8718877
SMPN 92 JL. PERHUBUNGAN XII RAWAMANGUN 021 4713051
SMPN 97 JL. GALUR SARI RAYA UTAN KAYU SELATAN MATRAMAN 021 8196209
SMPN 99 JL. SIRAP KEL. KAYU PUTIH 021 4891456
SMPN 102 JL.SEDERHANA RAYA CIJANTUNG II 021 8401794
SMPN 103 JL.RA FADILLAH KOMPLEK KOPASSUS CIJANTUNG 021 8400005
SMPN 106 JL. H. BAPING 021 8412710
SMPN 109 JL.KESEHATAN NO.105 KPAD CIP.MELAYU JKT TIM 021 8615289
SMPN 117 JL. PAHLAWAN REVOLUSI PONDOK BAMBU 021 8610050
SMPN 126 JL.SMP 126 BATU AMPAR KEC KRAMAT JATI 021 8094151
SMPN 128 JL.HERKULES HALIM P JAKARTA TIMUR 021 8009861
SMPN 135 JL. TELUK PALU NO. 35 PONDOK BAMBU. DUREN SAWIT 021 8617871
SMPN 138 JL. P. KOMARUDIN PULOGEBANG – CAKUNG 021 4608257
SMPN 139 JL. BUNGA RAMPAI X PERUM KLENDER. MALAKA JAYA 021 86622390
SMPN 144 JL. RAYA BEKASI KM 23 CAKUNG 021 4617313
SMPN 146 JL. BALAI RAKYAT CAKUNG JAKARTA TIMUR 021 4612295
SMPN 147 JL. LAP TEMBAK CIBUBUR 021 8719292
SMPN 148 JL. BB.I CIPINANG MUARA 021 8199585
SMPN 149 JL. CIPINANG BESAR 021 8506210
SMPN 150 JL. BATU TUMBUH VII 021 8093810
SMPN 157 JL. ALBAIDHO I LUBANG BUAYA 021 8404810
SMPN 158 JL. TB BADARUDIN JATINEGARA KAUM 021 4721772
SMPN 160 JL. TMII CEGER KEC. CIPAYUNG 021 8441330
SMPN 165 JL. BALAI RAKYAT III NO. 16 DUREN SAWIT 021 8614106
SMPN 167 JL. LINGKAR DUREN SAWIT – DUREN SAWIT 021 8620641
SMPN 168 JL. BUARAN CAKUNG BARAT 021 4610680
SMPN 171 JL. H. BAPING 021 8414989
SMPN 172 JL. RAYA STASIUN CAKUNG PULOGEBANG JAKARTA TIMUR 021 4805079
SMPN 174 JL. H. BAPING 021 8411005
SMPN 179 JL.KALISARI, KALISARI 021 8711073
SMPN 180 JL. BAMBU WULUNG, BAMBU APUS CIPAYUNG 021 8441501
SMPN 184 JL.LAPAN KELURAHAN PEKAYON 021 8711341
SMPN 188 JL. TANAH MERDEKA 021 8403136
SMPN 192 JL. SETU LUBANG BUAYA CIPAYUNG 021 8467464
SMPN 193 JL. UJUNG MENTENG CAKUNG JAKARTA TIMUR 021 4612775
SMPN 194 JL. PENDIDIKAN RAYA IX KOMP IKIP DUREN SAWIT 021 8628255
SMPN 195 JL. SAWAH BARAT NO. 48 DUREN SAWIT 021 8614104
SMPN 196 JL. MABES TNI PONDOK RANGGON CIPAYUNG 021 8441985
SMPN 198 JL. PERTANIAN KLENDER – DUREN SAWIT 021 8616425
SMPN 199 JL. ARABIKA S BLOK. AC 3 PD. KOPI – DUREN SAWIT 021 8624937
SMPN 202 JL. BULUH PERINDU IV/1 PONDOK BAMBU 021 8612292
SMPN 203 JL.KALISARI, KALISARI 021 8707228
SMPN 208 JL. R. CENTEX 021 8411088
SMPN 209 JL. INPRES KEL. TENGAH KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR 021 8009013
SMPN 210 JL. R. CENTEX 021 8411183
SMPN 213 JL. MALAKA I PERUNAS KLENDER-MALAKA JAYA 021 8621548
SMPN 214 JL.RAJAWALI RAYA HALIM P JAKARTA TIMUR 021 8096021
SMPN 217 JL.GONGSENG RAYA KELURAHAN BARU 021 8401389
SMPN 222 JL. RAYA CEGER CIPAYUNG 021 8445662
SMPN 223 JL.SURILANG KELURAHAN GEDONG 021 8403316
SMPN 230 JL. TPU PONDOK RANGGON KEC. CIPAYUNG 021 84400283
SMPN 232 JL. GADING RAYA NO.16 PISANGAN TIMUR 021 4712538
SMPN 233 JL. RAYA LAP. TEMBAK 021 8705357
SMPN 234 JL. KAYU TINGGI CAKUNG 021 4611559
SMPN 236 JL. PENGGILINGAN KOMPLEK PIK 021 4604272
SMPN 237 JL. BAMBU PETUNG CIPAYUNG 021 8448460
SMPN 243 JL. CIPINANG JAYA II 021 8199916
SMPN 246 JL. SPG VII LUBANG BUAYA CIPAYUNG 021 8404491
SMPN 251 JL.MAWAR KP.ASEM KELURAHAN CIJANTUNG 021 8711079
SMPN 252 JL. NAMAN PONDOK KELAPA 021 8640755
SMPN 255 JL. RADIN INTEN II DUREN SAWI 021 8601993
SMPN 256 JL. BALAI RAKYAT CAKUNG JAKARTA TIMUR 021 4603753
SMPN 257 JL. KEL.RAMBUTAN – CIRACAS 021 8404160
SMPN 258 JL. LAP. TEMBAK-CIBUBUR 021 8705669
SMPN 259 JL. LAKSAMANA VII KOMP KARYAWAN TMII 021 8467855
SMPN 262 JL. KAYU TINGGI CAKUNG 021 4612276
SMPN 263 JALAN DUKUH V KRAMATJATI JAKARTA TIMUR 021 8413638
SMPN 268 JL.SD.INPRES KEB.PALA JAKARTA TIMUR 021 8007517
SMPN 272 JL. ALBAIDHO I LUBANG BUAYA CIPAYUNG 021 87791857
SMPN 275 JL.JENGKI CIP.ASEM KEB.PALA 021 8004083
SMPN 281 JL. KERJA BAKTI 021 8091021
SMPN 283 JL. BAMBU HITAM BAMBU APUS CIPAYUNG 021 84598876
SMPN 284 JL. RAWA BEBEK PULOGEBANG CAKUNG 021 4806031
SMPN 287 JL RAYA PINANG RANTI 021 -
DAFTAR SMP KLASIFIKASI SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)
WILAYAH JAKARTA PUSAT
No. Nama Sekolah Alamat
1 SMP Negeri 216 JL. Salemba Raya No. 18 Telp, 31931857
2 SMP Negeri 1 JL. Raya Cikini No. 87 Telp, 31922417
3 SMP Negeri 5 JL. Dr Sutomo No. 5 Sawah Besar Telp, 3844986
WILAYAH JAKARTA UTARA
No. Nama Sekolah Alamat
1 SMP Negeri 30 JL. Anggrek No. 4 Koja Telp, 43911051
2 SMP Negeri 95 JL. Warakas VI Papongo Tanjung Priok Telp, 43937969
3 SMP Negeri 231 JL. Raya Tugu Semper Cilincing Telp, 4400643
4 SMP Negeri 244 JL. Cilincing Bhakti VI No. 28 Telp, 4400872
WILAYAH JAKARTA BARAT
No. Nama Sekolah Alamat
1 SMP Negeri 75 JL. Raya Kebon Jeruk Telp, 5483496
2 SMP Negeri 45 JL. Utama Raya No. 45 Cengkareng Telp, 6191705
3 SMP Negeri 111 JL. Bhakti VII Kemanggisan Telp, 5482423
4 SMP Negeri 206 JL. Meruya Selatan, Kembangan Telp, 5850137
WILAYAH JAKARTA SELATAN
No. Nama Sekolah Alamat
1 SMP Negeri 115 Jl. KH Abdullah Syafei, Tebet Telp 8297511
2 SMP Negeri 11 Jl. Kerinci VII Blok E, Kebayoran Baru Telp 7221665
3 SMP Negeri 19 Jl. Bumi BLOK E, No 21 Keb.Baru Telp 7250219
4 SMP Negeri 41 Jl. Harsono RM. Ragunan Telp 7814294
5 SMP Negeri 85 Jl. Margasatwa No. 8 Pd. Labu, Cilandak Telp 7657652
6 SMP Negeri 161 Jl. Delman Kencana II Tanah Kusir, Kebayoran Lama Telp 7247127
7 SMP Negeri 68 Jl. Cipete III/4 Telp 7695722
8 SMP Negeri 48 JL.KEBAYORAN LAMA 192 Telp 021 7396648
WILAYAH JAKARTA TIMUR
No. Nama Sekolah Alamat
1 SMP Negeri 109 Jl. Kesehatan Kodam V Makassar Telp 8615289
2 SMP Negeri 49 Jl Raya Bogor , Kramat Jati Telp 8090200
3 SMP Negeri 81 Jl. Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Telp 8408656
4 SMP Negeri 103 Jl. RA Fadillah Komp Kopassus Cijantung Telp 8400005
5 SMP Negeri 102 Jl. Sederhana Raya Cijantung Telp 8401794
6 SMP Negeri 128 Jl. Herkules Halim Perdana Kusuma Telp 8009861
7 SMP Negeri 172 Jl. Raya Stasiun Cakung Pulo Gebang Telp 4805079
8 SMP Negeri 193 Jl. Ujung Menteng Cakung Telp 4512775
9 SMP Negeri 199 Jl. Arabica S Blok AC 3 Pondok Kopi Telp 8624937
10 SMP Negeri 236 Jl. Penggilingan Komplek PIK Telp 4604272
11 SMP Negeri 252 Jl Naman Pondok Kelapa Telp 8640755
12 SMP Negeri 255 Jl. Raden Inten Duren Sawit Telp 8601993
13 SMP Negeri 27 Komp PTB Duren Sawit Telp 8615189
14 SMP Negeri 74 Jl. Pemuda No 6 P. Gadung Telp 4892521
15 SMP Negeri 139 Jl. Bunga Rampai X Perumnas Klender Telp 86622390
16 SMP Negeri 92 Jl. Perhubungan XII Rawamangun Telp 4713051
17 SMP Negeri 9 Jl. Kelapa Dua Wetan Ciracas Telp 8719966
18 SMP Negeri 179 Jl. Kalisari Pasar Rebo, Telp 8711073
19 SMP Negeri 117 JL. Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, telp: 8610050(sumber)

Related Posts: