oleh : Siroj Munir
Sejarah Puasa Asyura Puasa Asyura (عاشوراء)
adalah puasa sunat yang dikerjakan oleh kaum muslimin setiap tanggal 10 bulan Muharrom. Ditinjau dari sejarahnya, ternyata puasa asyuro’ adalah termasuk puasa yang sudah disyari’atkan sebelum diutusnya Nabi Muhammad.
Hal ini bisa kita ketahui dengan meninjau beberapa hadits yang menjelaskan puasa asyuro’. Imam Bukhori meriwayatkan;
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah sampai dan tinggal di Madinah, Beliau melihat orang-orang Yahudi melaksanakan puasa hari 'Asyura' lalu Beliau bertanya: "Kenapa kalian mengerjakan ini?" Mereka menjawab: "Ini adalah hari kemenangan, hari ketika Allah menyelamatkan Bani Isra'il dari musuh mereka lalu Nabi Musa Alaihissalam menjadikannya sebagai hari berpuasa". Maka Beliau bersabda: "Aku lebih berhak dari kalian terhadap Musa". Lalu Beliau memerintahkan untuk berpuasa”. (Shahih Bukhari, No.2004). Imam Muslim meriwayatkan;
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا، يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَهُ؟» فَقَالُوا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، أَنْجَى اللهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ، وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ، فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا، فَنَحْنُ نَصُومُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kota Madinah, lalu didapatinya orang-orang Yahudi berpuasa di hari 'Asyura. Maka beliau pun bertanya kepada mereka: "Hari apakah ini, hingga kalian berpuasa?" mereka menjawab, "Hari ini adalah hari yang agung, hari ketika Allah memenangkan Musa dan Kaumnya, dan menenggelamkan Fir'aun serta kaumnya. Karena itu, Musa puasa setiap hari itu untuk menyatakan syukur, maka kami pun melakukannya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami lebih berhak dan lebih pantas untuk memuliakan Musa daripada kalian.
" kemudian beliau pun berpuasa dan memerintahkan kaum puasa di hari itu.”. (Shahih Muslim, No.1130). Dalam redaksi lain Imam Muslim meriwayatkan;
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ
“Dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, ia berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum lama tiba di Madinah, didapatinya orang-orang Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura`. Lalu mereka pun ditanya (alasan apa mereka berpuasa di hari itu).
Mereka menjawab, "Hari ini adalah hari kemenangan Musa dan Bani Isra`il atas Fir'aun. Karena itu, kami puasa pada hari ini untuk menghormati Musa." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sesungguhnya kami lebih pantas untuk memuliakan Musa daripada kalian." lalu beliau perintahkan agar kaum muslimin puasa pada hari 'Asyura`. (Shahih Muslim, no. 1130) Dari hadits-hadits diatas dapat diketahui bahwa puasa asyuro’ pada mulanya adalah puasa yang dikerjakan oleh Nabi Musa alaihis salam sebagai ungkapan rasa syukur atas terselamatkannya Nabi Musa dan bani israil dari raja fir’aun dan bala tentaranya yang mengejar-ngejar mereka, dan akhirnya bala tentara fir’aun ditenggelamkan oleh Allah. Puasa asyuro’ masih terus dikerjakan oleh orang-orang yahudi sampai pada masa Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, dan akhirnya nabi mengetahui hal tersebut. Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan melakukan puasa asyuro’ sebab Nabi Musa adalah nabinya kaum muslimin, dan kaum musliminlah yang sebenarnya masih mengikuti ajaran tauhid Nabi Musa, tidak seperti bangsa isra’il yang telah menyelewengkan ajaran nabi musa dan juga merubah isi kitab taurot.
Karena itulah Nabi bersabda; “Aku lebih berhak dari kalian terhadap Musa". Sebenarnya puasa ini telah dikerjakan Nabi semenjak masih tinggal dimekah, sebab puasa ini telah dikerjakan oleh orang Quraisy. Namun baru setelah nabi hijrah ke Madinah beliau memerintahkan kaum muslimin untuk mengerjakan puasa asyuro’, sebagaimana dikisahkan dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha;
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
“Orang-orang Quraisy pada masa Jahiliyah melaksanakan puasa hari 'Asyura' dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya. Ketika Beliau sudah tinggal di Madinah Beliau tetap melaksanakannya dan memerintahkan orang-orang untuk melaksanakannya pula. Setelah diwajibklan puasa Ramadhan Beliau meninggalkannya. Maka siapa yang mau silakan berpuasa dan siapa yang tidak mau silakan meninggalkannya”. (Shahih Bukhari, no.2002). Hadits diatas kita juga memberikan pengetahuan bagi kita bahwa puasa asyuro’ disyari’atkan sebelum diwajibkannya puasa wajib pada bulan romadhon bagi kaum muslimin. Semoga sekelumit penjelasan ini dapat bermanfaat..
link dokumen :
https://www.facebook.com/notes/huda-sarungan-humor-dan-dawah-sarana-untuk-ngaji/1145-sejarah-puasa-asyura/679703505387724
Sejarah Puasa Asyura Puasa Asyura (عاشوراء)
adalah puasa sunat yang dikerjakan oleh kaum muslimin setiap tanggal 10 bulan Muharrom. Ditinjau dari sejarahnya, ternyata puasa asyuro’ adalah termasuk puasa yang sudah disyari’atkan sebelum diutusnya Nabi Muhammad.
Hal ini bisa kita ketahui dengan meninjau beberapa hadits yang menjelaskan puasa asyuro’. Imam Bukhori meriwayatkan;
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah sampai dan tinggal di Madinah, Beliau melihat orang-orang Yahudi melaksanakan puasa hari 'Asyura' lalu Beliau bertanya: "Kenapa kalian mengerjakan ini?" Mereka menjawab: "Ini adalah hari kemenangan, hari ketika Allah menyelamatkan Bani Isra'il dari musuh mereka lalu Nabi Musa Alaihissalam menjadikannya sebagai hari berpuasa". Maka Beliau bersabda: "Aku lebih berhak dari kalian terhadap Musa". Lalu Beliau memerintahkan untuk berpuasa”. (Shahih Bukhari, No.2004). Imam Muslim meriwayatkan;
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا، يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَهُ؟» فَقَالُوا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، أَنْجَى اللهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ، وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ، فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا، فَنَحْنُ نَصُومُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kota Madinah, lalu didapatinya orang-orang Yahudi berpuasa di hari 'Asyura. Maka beliau pun bertanya kepada mereka: "Hari apakah ini, hingga kalian berpuasa?" mereka menjawab, "Hari ini adalah hari yang agung, hari ketika Allah memenangkan Musa dan Kaumnya, dan menenggelamkan Fir'aun serta kaumnya. Karena itu, Musa puasa setiap hari itu untuk menyatakan syukur, maka kami pun melakukannya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami lebih berhak dan lebih pantas untuk memuliakan Musa daripada kalian.
" kemudian beliau pun berpuasa dan memerintahkan kaum puasa di hari itu.”. (Shahih Muslim, No.1130). Dalam redaksi lain Imam Muslim meriwayatkan;
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ
“Dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, ia berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum lama tiba di Madinah, didapatinya orang-orang Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura`. Lalu mereka pun ditanya (alasan apa mereka berpuasa di hari itu).
Mereka menjawab, "Hari ini adalah hari kemenangan Musa dan Bani Isra`il atas Fir'aun. Karena itu, kami puasa pada hari ini untuk menghormati Musa." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sesungguhnya kami lebih pantas untuk memuliakan Musa daripada kalian." lalu beliau perintahkan agar kaum muslimin puasa pada hari 'Asyura`. (Shahih Muslim, no. 1130) Dari hadits-hadits diatas dapat diketahui bahwa puasa asyuro’ pada mulanya adalah puasa yang dikerjakan oleh Nabi Musa alaihis salam sebagai ungkapan rasa syukur atas terselamatkannya Nabi Musa dan bani israil dari raja fir’aun dan bala tentaranya yang mengejar-ngejar mereka, dan akhirnya bala tentara fir’aun ditenggelamkan oleh Allah. Puasa asyuro’ masih terus dikerjakan oleh orang-orang yahudi sampai pada masa Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, dan akhirnya nabi mengetahui hal tersebut. Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan melakukan puasa asyuro’ sebab Nabi Musa adalah nabinya kaum muslimin, dan kaum musliminlah yang sebenarnya masih mengikuti ajaran tauhid Nabi Musa, tidak seperti bangsa isra’il yang telah menyelewengkan ajaran nabi musa dan juga merubah isi kitab taurot.
Karena itulah Nabi bersabda; “Aku lebih berhak dari kalian terhadap Musa". Sebenarnya puasa ini telah dikerjakan Nabi semenjak masih tinggal dimekah, sebab puasa ini telah dikerjakan oleh orang Quraisy. Namun baru setelah nabi hijrah ke Madinah beliau memerintahkan kaum muslimin untuk mengerjakan puasa asyuro’, sebagaimana dikisahkan dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha;
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
“Orang-orang Quraisy pada masa Jahiliyah melaksanakan puasa hari 'Asyura' dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya. Ketika Beliau sudah tinggal di Madinah Beliau tetap melaksanakannya dan memerintahkan orang-orang untuk melaksanakannya pula. Setelah diwajibklan puasa Ramadhan Beliau meninggalkannya. Maka siapa yang mau silakan berpuasa dan siapa yang tidak mau silakan meninggalkannya”. (Shahih Bukhari, no.2002). Hadits diatas kita juga memberikan pengetahuan bagi kita bahwa puasa asyuro’ disyari’atkan sebelum diwajibkannya puasa wajib pada bulan romadhon bagi kaum muslimin. Semoga sekelumit penjelasan ini dapat bermanfaat..
link dokumen :
https://www.facebook.com/notes/huda-sarungan-humor-dan-dawah-sarana-untuk-ngaji/1145-sejarah-puasa-asyura/679703505387724